Senin, 30 Mei 2011

Isolasi Bakar, Alternatif Sambung Kabel Dengan Praktis dan Kuat


Selain model gulung, untuk mengamankan sambungan kabel juga ada pelindung kabel (isolasi) tanpa perekat. Namanya slongsong bakar yang dilego di toko kelengkapan kendaran seharga Rp 5.000 sampai 15.000 tergantung diameter.

Menggunakannya tidak perlu dililit. Tapi, cukup dipotong pakai gunting seukuran sambungan kabel, lalu dibakar korek api gas agar menciut mengikuti bentuk kabel.

Keunggulan menggunakan slongsong bakar enggak hanya bisa membungkus sambungan kabel. tapi juga mampu membendung panas hingga 1.250° Celcius.

Wah, Pro Arm Variasi Buatan Anak Bangsa!



Sssttt... Ada kabar gembira nih buat penyuka modifikasi kaki-kaki. Sebentar lagi bakal ada pro arm aftermarket buatan lokal!

Jika dulu untuk memodifikasi swing arm menjadi single sided arm terbatas menggunakan barang copotan moge. Kini tidak perlu repot karena akan segera hadir pro arm after market yang tinggal bolt on alias bisa dipasang tanpa ubahan apapun.

Pro arm tanpa nama ini adalah karya Nananindo Engineering yang bermarkas di Bantul, Yogyakarta. Sayangnya sang produsen enggan memproduksi dan menjualnya sendiri, tapi lebih memilih untuk mencari investor yang mau memodali produksi dan pemasarannya.

"Jika bapak berminat menjadi distributor, terserah bapak deh mau kasih nama apa!" ungkap Agung, staff marketing Nananindo Engineering dengan mimik serius.

Untuk sementara pro arm ini baru tersedia untuk Yamaha Byson, Vixion dan Kawasaki Ninja dan tentunya bisa dikembangkan untuk merek sepeda motor lainnya.

Berminat untuk memasarkan pro arm keren ini? Silahkan hubungi Agung di 08122798252 untuk penawaran kerja sama. Semoga akan lebih banyak produsen variasi sekreatif ini. Ayo anak bangsa, maju terus!

Senin, 23 Mei 2011

Pengetahuan Cakram, Gaya Juga - Fungsi Juga!




Cakram
dirancang sesuai kebutuhan dan spesifikasi motor. “Ada bagian cakram yang memang dibuat supaya kelihatan enak dilihat,” beber Romi Mario Prihananto, Engineering Dept. Head PT Yutaka Manufacturing Indonesia (YMI) di Cikarang, Bekasi.

Sebelum ngomongin cakram, lacak dulu jenis rotor yang banyak beredar di pasaran. Ada tiga jenis piringan ciet, offset, flat dan floating. Ketiga ragam cakram ini masih dipakai untuk bawaan motor keluaran pabrik.

Model cakram offset bagian untuk lubang baut teromol dicetak langsung menyatu permukaan area yang dijepit kampas. Bagian lubang baut ke hub alias teromol lebih keluar alias enggak rata dengan bagian yang ditekan brake pad.

Sedang tipe rotor yang flat, cakram yang semua bagian dari lubang baut sampai permukaan yang dijepit rata. “Secara teknis sama aja. Perbedaanya sih cuma proses produksi aja antara cakram tipe flat dan offset,” ungkap Romi yang berkantor di kawasan MM2100, Jl. Sulawesi, Cikarang, Bekasi.

Jenis cakram yang dianggap paling tinggi teknologinya model floating. Permukaan antara area kontak untuk dijepit kampas rem dengan bagian permukaan lubang baut teromol tidak menyatu langsung. Area kontak dan lubang baut teromol dihubungkan dengan rivet.   

“Penyambungnya ada ring khusus yang bisa dicek. Kalau bagian untuk baut teromol ditekan seperti bergerak ke dalam atau keluar,” tambah Nobuhiro Fujita, Technical Adviser YMI yang juga salah satu perancang cakram untuk Honda CBR1000RR di World Superbike.

Meski ada tiga jenis cakram, tapi prinsip dasarnya cakram dibagi 4 bagian. Diameter cakram, tebal, lebar area kontak yang dijepit kampas rem, dan PCD atau lubang baut untuk teromol. “Desain lubang yang arahnya tegak atau melintang itu estetika,” ujar Romi.

Dari empat bagian itu, dua bagian yang dianggap penting untuk diketahui pemilik motor. Ketebalan dan lebar area kontak, juga berkaitan dengan tingkat pengereman.

Ketebalan alias thickness cakram jadi sangat penting seandainya mau memilih untuk ganti dengan aftermarket. Kalau lebih tebal di atas 1 mm, risikonya kampas akan lebih cepat menyentuh cakram. Seandainya lebih tipis 1 mm ketebalannya dari cakram bawaan asli motor, pengereman lebih dalam. 

Bagian cakram yang ditekan oleh kampas diukur dari bibir paling luar ditarik ke titik permukaan paling dalam. Titik paling dalam tiap tipe cakram berbeda. Simpelnya titik paling dalam di bibir lubang yang bentuknya bulat kecil paling bawah.

Seandainya lebar area kontaknya lebih lebar dari standar, ada bagian permukaan yang enggak dipegang kaliper. Dengan begitu, pelepasan panas jadi enggak merata. Dampaknya bisa mengubah bentuk permukaan cakram.

Kalau permukaan cakram lebih sempit dibanding permukaan kampas, jadinya pengereman enggak maksimal.

Permukaan cakram tempat area kontak dengan kampas rem dibuat lubang kecil bulat-bulat. Jumlahnya selang-seling, dua lubang, tiga lubang, dua lubang lagi, dan seterusnya.

“Selain untuk pelepasan panas biar cepat, lubang-lubang bulat itu juga bisa untuk mengurangi beban cakram. Ini disesuaikan dengan kekuatan kampas waktu menekan,” pungkas Romi yang berkacamata.

Yamaha Byson, Motor Terbaik 2011

F: Yamaha Byson (Prasetyo/Okezone)
JAKARTA – Yamaha terus menuai prestasi semakin di depan, sebagai salah satu produsen sepeda motor papan atas di Indonesia. Varian Yamaha Byson, terpilih sebagai Bike of the Year 2011, oleh dewan juri Otomotof Award 2011.

Motor dengan kategori sport street bike ini mendapat nilai terbaik menyisihkan rivalnya dalam kategori desain, performa mesin, handling, konsumsi bahan bakar, dan harga jual motor yang masih tinggi.

“Penghargaan ini membuat kami terus berusaha memberikan yang terbaik kepada konsumen Tanah Air,” ujar presiden direktur PT Yamaha Motor Kencana Indonesia, Dyonisius Beti, pada acara Otobursa Tumplek Blek 2011.

Yamaha meluncurkan varian Byson pada Agustus 2010. Motor ini dihargai Rp19,9 juta OTR Jakarta. Byson memiliki kapasitas 153cc, empat langkah, SOHC, dan menggunakan sistem pendingin udara.

Mesin 153cc mampu mengeluarkan tenaga 10,1 PS pada 7.500 rpm dan torsi 10,5 newton meter di 5.500 rpm. Byson yang memiliki total panjang 2.075 mm, dengan lebar 780mm, dan tinggi 1.045mm itu. Byson menggunakan peranti suspensi garpu teleskopis 0,41 mm di bagian depan, dan monoshock di bagian belakang.

Byson juga dibekali dengan ban tubless berukuran 100/80-17M di bagian depan dan 120/70-17M pada bagian belakang. Sementara itu, Byson masih menggunakan sistem pembakaran menggunakan karburator.

Senin, 16 Mei 2011

Yamaha India Segarkan FZ Series Dengan Striping Baru



India Yamaha Motor baru saja mengumumkan desain striping baru untuk varian Yamaha FZ-S nya. Motor sport naked ini pasti sudah cukup familier buat bikers Indonesia. Mirip Yamaha Byson kan! Cuma beda desain batok lampunya aja tuh.

Nah, pada penyegaran kali ini, Yamaha menyiapkan empat pilihan warna baru yaitu Golden Streak, Competition White, Black Cyber Green and Yellow Streak.


Paduan two tone pada warnanya membuat kian sporty. Keempatnya dipadu dengan striping yang sederhana bertema tribal di tanki dan cover bodi belakangnya. Menariknya, Yamaha juga membubuhkan striping di bibir pelek.

Selain FZ-S, varian FZ dan Fazer juga punya warna baru. Fazer atau Byson berfairing ini dilengkapi dengan pilihan warna Competition White, Black Cyber Green, Midnight Black and Lava Red while. Sedang FZ yang sama seperti Byson di Indonesia punya dua pilihan warna yaitu Midnight Black and Lava Red.


"Pengenalan FZ dengan tampilan baru ini sejalan dengan strategi kami untuk konsisten memberikan penawaran yang segar dan baru pada konsumen," buka Hiroyuki Suzuki, CEO & MD, India Yamaha Motor.

FZ dijual dengan harga 67.000 Rupee atau Rp 12,7 juta, FZ-S dilepas 69.000 Rupee atau Rp 13,1 juta. Dan Fazer dijual 74.000 Rupee atau senilai Rp 14 jutaan.

Perawatan Rantai, Cuci Sebelum Di Lumasi



 Pakai pelumas khusus biar bersih
Rantai dan gir termasuk komponen berat bekerja. Tidak dibantu pelumasan luar, keduanya bersinggungan saat motor jalan. Belum lagi diganggu partikel di ruang terbuka yang mempercepat proses kerusakan. Wajar kalau rajin dirawat juga sering dicek agar keduanya tidak mudah berkarat, kendur atau terkikis.

“Selain cek, pastikan permukaan gir dan rantai bersih dari kotoran. Terutama ancaman dari air campur debu atau pelumas yang mengikat debu atau gram. Kalau memang kotor, segera dicuci agar tetap bersih,” terang Syahbani alias Ujang Bani mekanik Bani Motor.

Kalau di motor grasstrack rantai bisa dicuci air sabun sehabis balap. “Biar tanah dan lumpur lepas,” imbuh mekanik dari Jl. Kota Bumi Selatan, Tomang, Jakarta Barat.

 Di motor grastrack kotoran disapu bensin atau air sabun
Setelah rantai bersih jangan lupa memberikan pelumas khusus rantai. Maksudnya biar kedua komponen tidak cepat berkarat dan lapisan oli melindungi gesekan kembali.

"Pilih pelumas yang mudah menyerap hingga pori-pori juga tidak mengikat debu kotoran saat motor dipakai,” wanti mekanik karib disapa Bang Ujang.

Senin, 09 Mei 2011

Subtitusi Kampas Kopling V-Ixion Pakai Scorpio, Hemat Rp 184 ribu



 Kampas Scorpio sedikit lebih tebal
Substitusi
suku cadang selain menghemat kocek juga agar awet dan kuat. Seperti Yamaha V-ixion bisa pakai kampas kopling milik Yamaha Scorpio. "Langsung plek enggak perlu ubahan," ungkap Doel, salah satu mekanik bengkel Yamaha Scorpio Club.

Selisih harganya juga lumayan, bisa lebih dari setengahnya. Data dari web site Yamaha (www.yamaha-motor.co.id/spare-parts/) bisa dilihat. Kode part kampas V-ixion 3C1-E6321. Satu set kampas kopling V-ixion (5 lapis) dihargai total Rp 304 ribuan.

Sedang kampas kopling punya Yamaha Scorpio bisa dibeli kepingan alias ketengan. Satu kepingnya hanya Rp 24 ribuan. “Kodenya 5BP-E6321. Bila di pakai untuk V-ixion  hanya butuh 5 keping, artinya hanya merogoh kocek sebanyak Rp 120 ribu,”rinci mekanik langsing ini.


 Bisa langsung pasang
Bila dibandingkan, kedua kampas kopling ini diameter lingkarnya sama. “Malah kampas kopling Scorpio punya kelebihan pada bahan kampasnya yang sedikit lebih tebal. Pasti lebih lebih kuat karena kapasitas mesin Scorpio lebih gede,” yakin Doel yang bukan anak sekolahan itu.

"Jangan takut, enggak ada efek sampingnya kok, proses transfer gigi juga enggak ada perbedaan,"   Sok buruan pasang....!

Intip Langsung Proses Pembuatan Pelek Racing



Dalam kunjungan ke pabrik pelek milik PT Chemco Harapan Nusantara (CHN),  berkesempatan untuk melihat langsung proses membuat pelek racing berkualitas dengan standar ATPM (OEM). Pelek original beberapa motor yang dijual di Indonesia seperti Kawasaki Athlete dan Ninja 250 di produksi di sini. Dan ternyata, membutuhkan proses yang cukup panjang dan tergolong rumit. Yuk, kita intip langsung!

Proses panjang ini diawali dengan menyiapkan bahan baku. Pelek palang ini menggunakan alumunium batangan yang datang dari Australia (gb.1). Batangan ini kemudian dilebur hingga cair dengan pemanasan hingga 1000 derajat Celcius (gb.2).

Tahu kan kenapa harus di lebur? Leburan ini nantinya akan dicetak sesuai desain pelek yang telah disiapkan. Tapi sebelum di cetak leburan tersebut harus dibersihkan dari hydrogen dan senyawa lain dengan dimasukan gas argon (gb.3).


“Senyawa hydrogen dapat membuat pelek menjadi lebih ringkih dan cepat berkarat. Makanya pembersihan dilakukan agar struktur alumunium ini lebih kuat, karena rongga molekul dapat tertutup rapat,” jelas Basuki Suseno, Ass. Manager Casting Wheel PT CHN.

Hasil pemurnian ini kemudian dicetak menjadi pelek kasar di alat die casting (gb.4), yang berjenis Low Pressure Die Casting (LPDC).

“Berbeda dengan cetakan model Gravity yang banyak dipakai perusahaan pelek lain, penggunaan cetakan jenis LPDC membuat sebaran cairan alumunium lebih merata,” terang pria ramah ini.


Selanjutnya, sampel dari cetakan yang diambil dari produksi awal, tengah dan akhir di setiap line produksi (setiap hari ada tiga line produksi), diuji molekulnya dengan alat sinar X (gb.5).

Di sini pelek yang baik akan terlihat dari molekulnya yang rapat dan tidak retak. Sedang yang gagal, molekulnya acak dan terlihat retakan. Pelek yang gagal di tahap sinar X, akan dilebur ulang.

Sedang pelek yang lolos akan masuk ke tahap selanjutnya, yakni tahap penghalusan di mesin cut and drilling, serta finishing (gb.6). Di tahap ini, sisa-sisa pengecoran yang biasa ada di sisi pelek dibersihkan.

Eits, masih ada tahap lain lho. Sebab setelah proses finishing, velg masuk ke tahap heat treatment atau pemanasan (gb.7), untuk menghilangkan tingkat kestresan bahan serta memperkuat struktur pelek. Proses ini memakan waktu hingga 9 jam.


Tahap heat treatment ini terdiri dari pemanasan pelek hingga suhu 535 derajat Celcius hingga 5 jam, kemudian dicelup ke air dingin selama 1-2 menit. Selanjutnya, pelek dipanaskan lagi dengan tingkat kepanasan 160 derajat Celcius selama 4 jam.

Dari tahap heat treatment, pelek tersebut di press ulang agar lebih rata. “Permukaan pelek juga dilapis serbuk stainless steel 0,6 supaya halus. Kemudian, pelek disempurnakan dengan mesin CNC (gb.8), hingga lebih halus dan siap di cat,” tambah Basuki.

Untuk mengetahui kualitas pelek yang telah siap di cat, Chemco melakukan tes untuk mengetahui apakah ada kebocoran pada pelek. Tes ini dilakukan dengan cara mencelupkan pelek ke aquarium, dan dari bagian dalam pelek, udara dialirkan.

Basuki mengatakan, “Kalau ditemukan gelembung di sisi bibir pelek, berarti pelek tersebut bocor dan akan dilebur kembali.”

Tahap akhir, dilapis zat anti karat, baru di cat dengan sistem robotic dan di oven ulang. Pelek yang telah siap langsung dipacking dan siap di delivery ke toko-toko variasi.

Hmmmm, langkahnya panjang ya!